Sentrakabar — Ribuan buruh yang menggelar aksi tolak Omnibus Law Cipta Kerja membubarkan diri meski belum ditemui oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, ribuan pedemo yang berasal dari sejumlah serikat buruh dan pekerja tersebut akhirnya mengakhiri aksinya pukul 18.00 WIB.
Juru Bicara Serikat Pekerja Jazuli mengatakan sebab beberapa tuntutannya, yakni soal penolakan Omnibus Law, telah ditampung oleh Pemerintah Provinsi Jatim dan diklaim dikirimkan ke pemerintah pusat.
Kendati demikian, buruh akan terus melakukan aksi pada November nanti hingga Presiden Joko Widodo benar-benar mencabut Omnibus Law.
“Tidak ada yang sia-sia. Meskipun Bu Gubernur tidak menemui kita, buruh Jawa Timur bersatu. Nanti akan ada aksi tanggal 2, 9 dan 10 November 2020. Kita akan terus kawal sampai Presiden RI tidak tanda tangan UU Omnibus Law,” kata Jazuli, ditengah-tengah massa aksi, Selasa (27/10).
Tak hanya itu, buruh juga terus mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar Rp 2,5 juta, sesuai dengan UMK di 38 Kabupaten/Kota di Jatim pada tahun 2020.
“Untuk penetapan upah provinsi, tidak hanya memperhatikan upah terendah, tapi bisa membandingkan pada semua tempat. Berjuang UMP dan UMK. Tanggal 2 November 2020 kita akan turun aksi kembali,” ucapnya.
Sebelumnya, buruh dari berbagai elemen dan serikat pekerja seluruh Jawa Timur menggelar aksi tolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja di depan Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan, Surabaya, Selasa (27/10).
Ribuan buruh mengancam bakal tetap bertahan di lokasi aksi sampai ditemui oleh Khofifah.
Namun, permintaan buruh tak terjawab. Khofifah saat ini sedang tak berada di kantornya. Ia disebut sedang menghadiri acara di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Sejumlah perwakilan buruh sebenarnya sudah diterima dan menggelar mediasi dengan jajaran Pemprov Jatim, yang diwakili Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Himawan Estu Bagijo.
Tak hanya itu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim, Heru Tjahyono juga sempat berusaha menemui ribuan buruh, namun massa menolaknya.
“Mboke, mboke, mboke (Ibu Khofifah, Ibu Khofifah, Ibu Khofifah). Kami tidak mau mendengar kalau bukan Bu Gubernur,” seru massa.
SK/CNN