Sentrakabar — Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memaparkan berbagai potensi peningkatan ekonomi yang bisa didapat Indonesia dari hasil penandatanganan perjanjian dagang Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Menurut dia, ekspor, hingga investasi berpotensi tumbuh subur.
Mengutip kajian sebuah lembaga swasta pada September 2020, Agus mengatakan potensi peningkatan ekonomi ini bisa didapat Indonesia pada tahun kelima sejak ratifikasi perjanjian RCEP.
Peningkatan ekonomi berasal dari kenaikan hubungan kerja sama dengan para negara RCEP, yaitu negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dengan China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
“RCEP berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia ke negara-negara peserta sebesar 8 persen sampai 11 persen dan investasi ke Indonesia sebesar 18 persen sampai 22 persen,” ujar Agus dalam konferensi pers virtual bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (15/11).
Indonesia juga bisa mendapat manfaat lain dari perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dari negara-negara RCEP dengan negara-negara non-RCEP.
“Perluasan peran Indonesia melalui global supply chain dari spill over effects ini berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia ke dunia sebesar 7,2 persen,” katanya.
Lebih lanjut Agus bilang proyeksi peningkatan potensi ekonomi ini berhasil dari kajian perkembangan ekonomi Indonesia dan para negara RCEP dalam lima tahun terakhir.
Menurut catatannya, 15 negara RCEP mewakili 29,6 juta penduduk dunia, 32 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 27,4 persen perdagangan dunia, dan 29,8 persen investasi asing dunia.
Potensi juga berasal dari realisasi pertumbuhan ekspor Indonesia ke 15 negara RCEP yang mencapai 7,35 persen dalam lima tahun terakhir.
Pada 2019, total ekspor nonmigas Indonesia ke 15 negara RCEP mencapai 56,1 persen dari total ekspor Indonesia ke dunia mencapai US$84,4 miliar. Sementara, nilai impor dari negara-negara RCEP ke Indonesia mencapai 65,79 persen dari total impor mencapai US$102 miliar dari seluruh dunia.
Kendati begitu, ia menekankan potensi ini bisa ditangkap bila koordinasi bisnis di dalam negeri mendukung dan terhubung. Mulai dari dunia usaha besar hingga UMKM, pemerintah, dan lainnya.
“Tak ada cara lain untuk memetik manfaat RCEP secara maksimal, selain meningkatkan daya saing dan itulah yang dilakukan negara-negara pesaing kita secara terus menerus,” tuturnya.
Di sisi lain, Agus berharap RCEP bisa menjadi katalitas bagi Indonesia untuk memasuki lebih dalam global value chain. Selain itu, bisa membantu pemulihan ekonomi nasional usai resesi ekonomi akibat pandemi virus corona atau covid-19.
Sebagai informasi, perjanjian perdagangan RCEP baru saja diteken oleh para menteri perdagangan dan menteri yang mewakili pada hari ini. Penandatanganan juga disaksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
SK/CNN